A.
PENGERTIAN
PERLAMBANGAN
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita mengenal misalnya merah putih sebagai lambang
Negara kita. Demikian juga gambar-gambar yang terdapat di dada Burung Garuda
lambang Negara kita: gambar bintang melambangkan sila pertama dari Pancasila,
yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Gambar rantai melambangkan Kemanusiaan yang adil
dan beradab sebagai sila kedua. Gambar pohon beringin sebagai lambang sila
ketiga, yakni persatuan Indonesia. Gambar kepala banteng melambangkan
kerakyatan sebagai sila keempat. Kemudian gambar padi dan kapas sebagai lambang
sila kelima, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari
contoh tersebut kita mengetahui bahwa pengertian
simbolisasi atau perlambangan dalam puisi tidak mengacu pada gambar atau benda
yang menggantikan pengertian tertentu akan tetapi mengacu pada kata atau
lambang kebahasaan lain yang digunakan untuk menggantikuan suatu pengertian
atau hal lain. Misalnya, kata melambangkan pengertikan pengertian berani atau
marah, kata kelabu dalam minggu kelabu menggantikan suasana sedih.
B.
TUJUAN PERLAMBANGA DALAM PUISI
Dengan
lambang-lambang diharapakan pengertian yang ada dibalik lambang itu menjadi
lebih konkret, lebih nyata dan mudah ditangkap oleh pancaindera.
Misalnya
keberanian dan kesucian yang dilambangkan dengan merah putih. Baik keberanian dan kesucian sangat abstrak. Kedua
sifat tersebut merupakan keputusan pikiran setelah menyaksikan sesuatu tindakan
atau sifat sesuatu benda. Selanjutnya walaupun merah dan putih juga merupakan
sifat, tetapi wujudnya atau realitasnya dapat kita tangkap dengan indera mata.
Lambang-lambang
pada puisi erat sekali dengan tujuan penyair untuk menjadikan puisi-puisinya
lebih mudah ditangkap oleh pembaca. Atau dengan kata lain erat sekali dengan
pengimajian.
C.
MAJAS-MAJAS
YANG DIGUNAKAN DALAM PERLAMBANGAN
Biasanya
majas yang digunakan dalam perlambangan kata adalah majas metonimia dan majas
metafora.
1.
Majas
Metonimia
Menurut
Altenbernd (1970:21) bahwa metonimia adalah penggunaan atribut sebuah objek atau penggunaan
sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek itu. Metonimi
juga sering disebut dengan
pengganti
nama.
Contoh
puisi: “Kemis Pagi” karya Taufiq Ismail
Hari ini kita tangkap
tangan-tangan Kebatilan
Yang selama ini
mengenakan seragam kebesaran
Dan menaiki
kereta-kereta kencana
Dan menggunakan meterai
kerajaan
Dengan suara lantang
memperatas-namakan
Kawula dukana yang berpuluh-juta
Hari ini kita serahkan mereka
Hari ini kita serahkan mereka
Untuk digantung di
tiang Keadilan
Penyebar bisa fitnah
dan dusta durjana
Bertahun-tahun lamanya
Mereka yang merencanakan seratus mahligai raksasa
Mereka yang merencanakan seratus mahligai raksasa
Membeli benda-benda
tanpa-harga di manca-negara
Dan memperoleh uang
emas beratus-juta
Bagi diri sendiri, di
bank-bank luar negeri
Merekalah penganjur
zina secara terbuka
Dan menistakan kehormatan wanita, kaum dari
ibu kita
Hari ini kita tangkap tangan-tangan Kebatilan
Hari ini kita tangkap tangan-tangan Kebatilan
Kebanyakan anak-anak muda berumur baru belasan
Yang berangkat dari rumah, pagi tanpa sarapan
Telah kita naiki
gedung-gedung itu
Mereka semua pucat,
tiada lagi berdaya
Seorang ketika
digiring, tersedu
Membuka sendiri tanda
kebesaran di pundaknya
Dan berjalan perlahan
dengan lemahnya.
1966
Karya:
~Taufiq Ismail~
Benteng
1966
Karya:
~Taufiq Ismail~
Benteng
Dalam puisi ini
digambarkan penggunaan majas metonimia yang terdapat pada frase ”tangan-tangan
kebatilan” adalah untuk mengganti ‘penyelewengan-penyelewengan’ kereta-kereta
kencana untuk mengganti mobil-mobil mewah.
2.
Majas
Metafora
Metafora adalah bahasa
kiasan seperti perbandingan hanya tidak menggunakan kata pembanding, seperti,
bagai, laksana, seumpama, dan sebagainya. Menurut Becker, metafora adalah melihat
sesuatu dengan perantaraan benda
lain.
Contoh puisi: petikan
puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dalam bait kedua
Kaulah kandil kemerlap
pelita jendela di malam gelap
melambai pulang perlahan
sabar, setia selalu.
pelita jendela di malam gelap
melambai pulang perlahan
sabar, setia selalu.
Dalam
puisi ‘Padamu Jua’ Amir Hamzah mempersamakan “Kaulah” (Tuhan) dengan “Kandil”
(lilin). Dengan kata lain Tuhan adalah penerang atau sumber cahaya bagi
manusia, jadi Tuhan dilihat melalui sifat-Nya yang Maha Penerang.
D.
MANFAAT PERLAMBANGAN PADA PUISI
Perlambangan
mempunyai efek yang sangat kuat untuk menimbulkan bayangan-bayangan yang mudah
ditangkap oleh pancaindra. Perlambangan menjadikan sesuatu yang semula abstrsak
menjadi konkret. Itulah sebabnya perlambangan sering sekali dimanfaatkan oleh
para penyair untuk lebih mengefektifkan puisi-puisinya.
Hanya
perlu kita ketahui, perlambangan tersebut sangat individual sifatnya, artinya
tidak semua lambang yang sama mempunyai makna yang sama di dalam berbagai puisi
dan bagi setiap penyair. Karena itu menghadapi lambang-lambang dalam puisi,
kita dituntut mengembangka imajinasi kita untuk menghubung-hubungkannya dengan
hal-hal diluar puisi tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Suharianto,
S. 2009. Pengantar Apresiasi Puisi.
Semarang : Bandungan Institute.
Pradopo, Rahmat Djoko. 1993. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
……….http://one.indoskripsi.com/2010/03/judul-makalah/apresiasi
puisi/unsur-unsur-puisi. diakses pada tanggal 8April 2012 7.37 pm.
………http://subandowo.blogspot.com/2008/08/analisis-unsur-puisi-fisik.html.diakses pada
tanggal 8 April 2012 8.50 pm.
apakah itu ykin Hari ini kita tangkap tangan-tangan Kebatilan
BalasHapusYang selama ini mengenakan seragam kebesaran msuk majas metonimia