Senin, 11 Maret 2013

PENGHIANATANKU


Tii………nt. Suara klakson mobil megagetkanku.
“Astaghfirullahaladzim… Dimana aku? Ada apa ini?’ kejutku.
“Sorry, Za. Jalanan macet.” Kata Nazar.
“Apa? Gila. Aku jam 04.000 ada janji. Bagaimana bisa kita terjebak macet seperti ini?’ kataku dengan jengkel.
“Di depan ada truk mogok. Terus mau gimana lagi?’ kata Nazar dengan wajah innocent.
“Kamu itu gimana? Seharusnya lewat jalan lain kan bisa? Kamu tu tahu Semarang nggak sih? Seandainya kamu tadi bangunin aku, nggak akan begini kejadiannya”  gerutuku.
“Siapa tahu bakal mogok gini?” kata Nazar.
“Oke. Sorry aku telah menyalahkanmu, tapi ingat, aku akan membencimu apabila teman-temanku marah padaku,” kataku dengan nada marah.
“Belum pernah ada cewek yang marah sama aku sebelumnya. Baru kali ini ada cewek yang bisa memarahiku. Hebat kamu ya bisa marah denganku,” kata Nazar dengan nada menghina.
Sebenarnya aku kan luluh dengan perkataanya karena aku takut dia kan ikutan marah padaku. Tapi apa peduliku. Yang salah kan dia. Jadi aku harus mempertahankan harga diriku.
“Pokoknya aku akan tetap menyalahkanmu kalau kedua temanku marah,”
“Benar tidak mau memaafkanku?’ kata Nazar merayu.
“Masa bodoh,” Jawabku.

***
            Sesampainya di rumah aku langsung menelepon Liana dan Donna. Tapi sial. Handphonenya tida aktif semua. Apakah mereka benar-benar marah padaku?
Keesokan harinya.
“Zania, kita mau ngomong sama kamu sebentar,” kata Donna dengan wajah sinis.
Aku melangkah menuju ke bangku mereka dengan penuh perasaan bersalah.
“Za, kenapa kamu tidak datang kemarin sore? Kamu sengaja lupa ya?” Kata Liana.
“Tidak.. bukan begitu, masalahnya aku…”
“Kamu kenapa? Kamu sudah tidak suka berteman dengan kami lagi?” tambah Donna.
“Aku kemarin baru pergi dan…”
“Alah.. apapun alasannya kamu telah meghianati kami,” kata Donna.
“Dan kami tidak mau berteman dengan orang penghianat seperti kamu,” sahut Liana.
“Tapi biarkan aku menjelaskan alasannya dulu, tolong, please….maafkan aku?””kataku.
Donna dan Liana tetap pergi menjauhiku. Erica and the gank yang sejak tadi melihat pertengkaran ini tersenyum dengan sinisnya
sambil menuju bangkuku.
“Temen-temen maafin aku, dengerin penjelasanku,…. Ha..ha…” kata Erica menirukan ucapanku untuk mengejekku.
“Emang enak tidak punya teman? Kasihan…” kata Lisa kembarannya Mona yang se-gank dengan Erica.
Tiba-tiba HP-ku berdering. Ada sms.
Biar menang atau kalah
Sama-sama mendapat pila
Apabila ada salah
Maafkan aku cinta
Tiba –tiba berdering lagi. Ada sms masuk.
“Zania aku ada di Jakarta sekarang, ada urusan mendadak. Aku tidak tahu akan kembali kapan.”
Dear Nazar.
            Mendadak dunia ini terasa ampa.Aku selalu murung di kelas sendirian tanpa teman memendam rasa pahit ini sendiri. Tiada teman untuk berbagi kesedihan ini. Dulu Donna dan Liana selalu setia mndengarkan isi hatiku. Sekarang mereka seakan pergi ditelan bumi. Nazar yang biasa membuatku tertawa sekarang bumi juga menelannya. Oh ya Allah ampuni dosa hambamu ini.
                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar